Rabu, 14 Mei 2014

IDENTITAS BUDAYA


BAB I
PENDAHLUAN
1.     Latar Belakang
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Negara Indonesia memiliki beragam budaya yang saling melengkapi. Akan tetapi, sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang budaya-budaya yang ada di Indonesia, alangkah lebih baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan budaya itu sendiri.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Selain tentang budaya, sesuai dengan SAP dalam mata perkuliahan Komunikasi Lintas Budaya, ada pembahasan tentang Identitas Budaya. Kami akan memncoba memberikan apa yang telah kami ketahui di pembahasan pada bab selanjutnya. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

2.     Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian identitas?
2)      Ada berapa jenis identitas?
3)      Apa pengertian budaya?
4)      Apa peran dari identitas budaya?
5)      Apa itu identitas budaya?
6)      Apa itu identitas budaya keseharian?
7)    Bagaimana pembentukan dari identitas budaya?

3.     Tujuan
1)      Dapat mengetahui pengertian dari identitas
2)      Mengetahui jenis dari identitas
3)      Mengetahui pengertian budaya
4)      Dapat menjelaskan peran dari identitas budaya
5)      Mengetahui pengertian dari identitas budaya
6)      Dapat menjelaskan identitas budaya keseharian
7)      Mengetahui bagaimana pembentukan dari identitas budaya


BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian identitas
Definisi identitas. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Identitas juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya.
Pada tataran teknis, pengertian etimologis di atas hanya sekedar menunjukkan tentang suatu kebiasaan untuk memahami identitas dengan kata ‘identik’, misalnya menyatakan sesuatu itu mirip satu dengan yang lain.
Kita kini tidak bicara pada tataran teknis, tetapi pada tataran hubungan antarmanusia dan hubungan sosial di mana konsep identitas ternyata lebih kompleks. Karena itu, pada tataran hubungan antarmanusia mungkin lebih tepat yang kita maksudkan bukan sekedar istilah identik, melainkan identitas yang berarti:
1)      Membuat sesuatu menjadi identik atau sama, misalnya mempertimbangkan sesuatu itu sama artinya dengan melihat peluang (mengidentifikasi satu minat dibandingkan minat yang lain).
2)      Mengakui keberadaan sesuatu yang dilihat, diketahui, digambarkan, atau yang kita klaim, apakah dia manusia atau benda (mengidentifikasi sebuah spesimen biologis).
3)      Menghubungkan, atau membuat sesuatu menjadi lebih dekat (mengidentifikasi pikiran madzhab yang mempengaruhi dia).
4)      Kaum psikoanalisis menggunakan istilah identify untuk menerangkan rincian aspek-aspek psikologis yang dimiliki seseorang dan membandingkannya dengan aspek-aspek psikologis yang dimiliki orang lain.
5)      Meletakkan seseorang ke dalam tempat orang lain, sekurang-kurangnya meletakkan atau mempertukarkan pikiran, perasaan, masalah, dan rasa simpatik (empati).
Pengertian identitas pada tataran hubungan antarmanusia akan mengantarkan kita untuk memahami sesuatu yang lebih konseptual, yakni tentang bagaimana meletakkan seseorang ke dalam tempat orang lain (komunikasi yang empatik), atau sekurang-kurangnya meletakkan atau berbagi (to share) pikiran, perasaan, masalah, dan rasa simpatik (empati) dalam sebuah proses komunikasi antarbudaya. Pada tataran inilah, identitas harus dipahami sebagai cara mengidentifikasi (melalui pemahaman terhadap identitas) atau merinci sesuatu yang dilihat, didengar, diketahui, atau yang digambarkan, termasuk mengidentifikasi sebuah spesimen biologis (merinci ciri atau karakteristik fisik), bahkan mengidentifikasi pikiran seseorang dengan mahdzab yang mempengaruhi, merinci aspek-aspek psikologis.
2.     Jenis Identitas
Secara umum kita katakan bahwa jenis identitas terbagi menjadi identitas sosial dan kultural, sebagaimana yang dibahas oleh Martin dan Nakayama, meliputi:
a)      Gender versus Seks: Gender
Pembicaraan tentang identitas gender akan berkaitan dengan pembedaan peran perempuan dan laki-laki dalam pandangan kultur maupun sosial. Sebaliknya, kalau kita bicara tentang identitas seks maka kita hanya akan berbicara tentang perbedaan fungsi-fungsi biologis manusia berdasarkan jenis kelamin.
b)      Pembentukan Makna Rasial
Cara pandang baru untuk mengidentifikasi ras lebih sebagai “complex of sosial meaning” untuk menunjukkan manakah kategori ras (identitas) yang asli dan ras keturunan.
c)      Bounded vs. Dominant Identities
Adalah konsep yang menujukkan persepsi tentang kekhasan sekelompok orang dengan perilaku tertentu meskipun kelompok itu bukan merupakan kelompok dominan.
d)     Kelompok ‘Whiteness’?
Dominasi ras berkulit putih yang membedakan dirinya dengan ras lain.
e)      Multirasialitas/Multikulturalitas
Di dasarkan pada sikap manusia terhadap perbedaan budaya itu sendiri. Di mana individu dapat menjadi makelar dari kebudayaan dan menjadi fasilitator antar budaya.
3.     Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
4.     Peran dan Identitas Budaya
Kebanyakan orang – dengan cara yang amat sederhana – menunjukkan identitas ornag lain berdasarkan peran mereka dalam suatu masyarakat. Dalam ranah sosiologi, peran diartikan sebagai satu set harapan budaya terhadap sebuah posisi tertentu. Kita akan mengatakan si A sebagai seorang Bos jika dia menampilkan ‘identitas’ diri, kepribadian, serta perilaku verbal dan nonverbal sebagaimana layaknya seorang Bos.
Terdapat pembedaan yang tegas antara hubungan peran sebagai sebuah identitas dengan struktur kebudayaan dan struktur sosial. Karena itu, kita harus jeli membedakan antara peran yang diharapkan sebagai bagian dari struktur budaya suatu masyarakat dengan tampilan peran yang merupakan bagian dari struktur sosial suatu masyarakat. Yang dimaksud dengan struktur budaya adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan, sednagkan struktur sosial adalah pola-pola perilaku sosial. Dalam kehidupan manusia dapat digambarkan seperti berikut:

Struktur budaya à pola persepsi, berpikir, perasaan à identitas budaya
Struktur sosial à pola-pola perilaku sosial à identitas social

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa identitas itu ditentukan oleh struktur budaya maupun struktur sosial.


5.     Identitas Budaya
Identitas adalah jati diri yang dimiliki seseorang yang ia peroleh sejak lahir hingga melalui proses interaksi yang dilakukannya setiap hari dalam kehidupannya dan kemudian membentuk suatu pola khusus yang mendefinisikan tentang orang tersebut. Sedangkan Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga Identitas Budaya memiliki pengertian suatu karakter khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan sehingga bisa dibedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Dalam Lintas Budaya, setiap orang seharusnya memahami masing-masing budaya yang ada di sekitarnya sehingga dapat beradaptasi ketika berada di kebudayaan yang berbeda. Identitas budaya memiliki beberapa pendekatan dalam pengertiannya yaitu adalah :
1)      Kesempurnaan rasa dalam seni dan kemanusiaan.
2)      Pola yang terintegrasi dari pengetahuan manusia, keyakinan, dan perilaku, yang bergantung pada kemampuan atau kapasitasnya dalam pemikiran secara simbolik dan pembelajaran secara sosial.
3)      Seperangkat sikap, nilai – nilai, sasaran dan tindakan yang diyakini bersama, yang kemudian menjadi ciri, sifat atau karakter dari sebuah organisasi atau kelompok.
6.     Memahami Identitas Budaya Keseharian
Dalam pengertian sederhana yang kita maksudkan dengan identitas budaya adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok ornag yang kita ketahui batas-batasnya tatkala dibandingkan dnegan karekteristik atau ciri-ciri orang lain.
Kenneth Burke mengatakan bahwa menentukn identitas budaya itu sangat tergantung pada bahasa, sebagaimana representasi bahasa menjelaskan semua kenyataan atas semua identitas yang dirinci kemudian dibandingkan. Lisa Orr juga menegaskan bahwa untuk mengetahui identitas ornag lain – pada awal berkomunikasi – merupakan pertanyaan yang paling sulit, apa;agi kalau berkeinginan mengetahui kebudayaan otentik dari orang itu. Mengenal identitas seseorang tidak bisa hanya dengan sepotong-potng karena identitas budaya merupakan cultural totalization.
7.     Pembentukan Identitas Budaya
Identitas kebudayaan kita dikembangkan melalui proses yang meliputi beberapa tahap:
1)      Identitas budaya yang tak disengaja
Pada tahap ini, identitas budaya terbentuk secara tidak disengaja atau tidak disadari. Anda terpengaruh oleh budaya dominan hanya karena Anda merasa budaya milik Anda kurang akomodatif, sehingga Anda ikut-ikutan membentuk identitas baru.
2)      Pencarian Identitas Budaya
Pencarian identitas budaya meliputi sebuah proses penanjakan, bertanya,d an uji coba atas sebuah identitas lain, di mana Anda terus mencari dan belajar tentang itu dengan melakukan penelitian mendalam, bertanya pada keluarga atau teman, atau bahkan melacaknya secara ilmiah.
3)      Identitas Budaya yang Diperoleh
Yaitu bentuk identitas yang dirincikan oleh kejelasan dan keyakinan terhadap penerimaan diri aAnda melalui interaksi kebudayaan sehingga membentuk identitas Anda.
4)      Konformitas: Internalisasi
Proses pembentukan juga identitas dapat diperoleh melalui internalisasi yang membentuk konformitas. Jadi, proses internalisasi berfungsi untuk membuat norma-norma yang Anda miliki menjadi sama dengan norma-norma yang dominan, atau membuat norma yang Anda miliki berasimilasi ke dalam kultur dominan.
5)      Resistensi dan Separatisme
Adalah pembentukan identitas sebuah kultur dari sebuah komunitas tertentu sebagai suatu komunitas yang berperilaku eksklusif untuk menolak norma-norma kultur dominan.
6)      Integrasi
Pembentukan dengan cara seseorang atau sekelompok orang mengembangkan identitas baru yang merupakan hasil integrasi pelbagai budaya dari komunitas ata masyarakat asal.
            Adapun faktor-faktor pembentuk Identitas budaya adalah kurang lebih sebagai berikut :
a.       Kepercayaan. Kepercayaan menjadi faktor utama dalam identitas budaya, tanpa adanya kepercayaan yang di anut maka tidak akan terbentuk suatu identitas budaya yang melekat pada suatu kebudayaan. Biasanya kepercayaan ini muncul dari amanah para leluhur terdahulu yang menyakini tentang suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh suatu budaya yang tentunya berbeda antara budaya satu dengan budaya lainnya. Contohnya mempercayai tradisi pecah telur pada saat resepsi pernikahan yang dipercaya sebagai salah satu tradisi penting masyarakat Jawa dalam resepsi pernikahan.
b.      Rasa aman. Perasaan aman atau positif bagi penganut suatu kebudayaan menjadi faktor terbentuknya identitas budaya, karena tanpa adanya rasa aman dari pelaku kegiatan budaya maka tidak akan dilakukan secara terus menerus sesuatu yang dianggapnya negatif dan tidak aman. Contohnya tidak ada kebiasaan menyakiti sesama karena dianggap saling menyakiti adalah tidak memberikan rasa aman bagi siapapun.
c.       Pola perilaku. Pola perilaku juga menjadi faktor pembentuk identitas budaya, bagaimana pola perilaku kita dimasyarakat mencerminkan identitas budaya yang kita anut. Dalam hal ini biasa terjadinya diskriminasi terhadap orang-orang tertentu yang berprilaku kurang baik menurut orang sekitarnya yang pada umumnya didalam budaya orang tersebut adalah sesuatu yang wajar dilakukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi identitas budaya maupun yang berkaitan erat dengan identitas budaya yaitu :
I.         Asimilasi budaya
Pengertian asimilasi budaya adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan menyesuaikan diri dengan kebudayaan mayoritas; sehingga lambat laun kebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.
Faktor penghambat asimilasi budaya :
1.    Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi.
2.    Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain.
3.    Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
4.    Toleransi dan simpati yang kurang dari pihak mayoritas.
Contoh dari asimilasi budaya adalah :
Salah satu contoh proses asimilasi adalah program transmigrasi yang dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya berhasil meratakan jumlah penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi program transmigrasi ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama diwilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan budaya baru, misalnya Jawa-Melayu, Mandailing-Melayu, dan lain sebagainya.
II. Akulturasi budaya
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Faktor-faktor yang menyebabkan Akulturasi budaya sebagai proses hilangnya suatu identitas budaya adalah :
1)      Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
2)      Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima terbuka lebar.
3)      Sifat penerima tanpa adanya filtering dari masyarakat Indonesia yang menyebabkan budaya asing yang negatif pun dengan sangat mudah masuk dan menjadi budaya Indonesia sekarang.
Contoh dari Akulturasi budaya positif :
Kereta Singa Barong kota Cirebon, yang dibuat pada tahun 1549, merupakan refleksi dari persahabatan Cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta ini merupakan perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajah dengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak.
Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu,kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragama Buddha, dan badan burak lengkap dengan sayapnya, melambangkan persahabatan dengan Mesir yang beragama Islam.
Contoh dari Akulturasi budaya negatif :
Mulai masuknya budaya free sex dikalangan remaja yang merupakan ciri khas dari beberapa budaya luar yang mulai merasuki budaya Indonesia seiring dengan perkembangan jaman.



BAB III
PENUTUP
1.     Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa jika kita bicara identitas maka kita hanya bicara tentang karakteristik tertentu dan karakteristik itu merupakan penunjuk untuk mengenal kelompok lain sehingga memudahkan kita berkomunikasi dengan mereka. Sebaliknya, jika kita bicara tentang pola budaya maka yang kita tekankan adalah bagaimana sebuah identitas itu terbentuk dari pandangan dan gagasan tertentu yang pada giliranya membimbing mereka. Sehingga identitas itu bersifat statis, dan pola budaya merupakan sesuatu yang hidup.
Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki warisan budaya yang sangat kaya. Berbagai macam tradisi dan adat-istiadat yang dimiliki Indonesia seperti menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Indonesia menjadi kaya karena budayanya. Kekayaan budaya itu ditambah lagi dengan masuknya berbagai unsur kebudayaan asing ke dalam Indonesia melalui proses akulturasi dan asimilasi. Akulturasi adalah bergabungnya dua kebudayaan atau lebih sehingga menciptakan suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan kepribadian dari kebudayaan asli. Sedangkan asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga menghasilkan suatu kebudayaan baru, yang berbeda dengan kebudayaan aslinya. Asimilasi ini biasa terjadi pada golongan minoritas dan golongan mayoritas pada suatu tempat.
2.     Saran

3 komentar:

  1. boleh minta daftar referensi atau daftar pustakanya? terima kasih :)

    BalasHapus
  2. Boleh minta daftar pustakanua kah? Terima kasih

    BalasHapus