BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu.
·
Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis.
·
Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia.
·
Empiris berarti
cara-caar yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang
lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis
artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Ada dua metode penelitian yang akan
dibahaslebih lanjut, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderungmenggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Sedangkan
penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiahyangsistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Proses pengukuran adalah
bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatifkarena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari Metode Penelitian?
2. Bagaimana
sejarah singkat penelitian kuantitatif?
3. Apa
pengertian metode kuantitatif?
4. Apa
ciri-ciri penelitian kuantitatif?
5. Apa
saja jenis-jenis metode penelitian kuantitatif menurut para ahli?
6. Bagaimana
sejarah singkat penelitian kualitatif?
7. Apa
pengertian metode kualitatif?
8. Apa
ciri-ciri penelitian kualitatif?
9. Apa
saja jenis penelitian kualitatif?
10. Apa
perbedaan penelitian kualitatif dan
kuantitatif?
11. Apa
saja langkah-langkah metode penelitian?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian metode penelitian
2. Mengetahui
sejarah singkat penelitian kuantitatif
3. Mengetahui
pengertian metode kuantitatif
4. Mengetahui
ciri-ciri penelitian kuantitatif
5. Mengetahui
jenis-jenis
metode penelitian kuantitatif menurut para ahli
6. Mengetahui
sejarah singkat penelitian kualitatif
7. Mengetahui
pengertian metode kualitatif
8. Mengetahui
ciri-ciri penelitian kualitatif
9. Mengetahui
jenis penelitian kualitatif
10. Mengetahui
perbedaan penelitian kualitatif dan kuantatif
11. Mengetahui
langkah-langkah metode penelitian
12. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kuantitatif
a. Sejarah Singkat Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dimulai pada akhir abad 19 dan penelitian
pendidikan mendominasi untuk sebagian besar abad ke-20 (lihat De Landsheere,
1998 dan Travers, 1992, untuk pembahasan lebih luas). Ide-ide awal untuk
penelitian kuantitatif berasal dari ilmu fisika, seperti fisika dan kimia. sama
seperti atom dan molekul yang tunduk pada las dan aksioma yang telah
diprediksi. Begitu juga, seperti pola akhlak (sikap dan tingkah laku) anak-anak
di sekolah. Penelitian awal kuantitatif mulai mengidentifikasi pola-pola
pendidikan dengan menilai atau mengukur kemampuan individu. Mengumpulkan skor
(angka) dari individu, dan menggunakan prosedur percobaan psikologis dan survey
berskala besar. Dalam sejarah perkembangan penelitian kuantitatif, tiga tren
historis yang hadir adalah prosedur statistik, praktek/tes dan pengukuran, dan
design penelitian.
b. Pengertian Kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan
metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah cukup mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada
sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
c. Ciri-Ciri
Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif memiliki beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi temuan penelitian
sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain.
Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat
antar variabel yang diteliti.
2)
Pendekatan
Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti
menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal
untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi
susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel).
Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa
penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
3) Peran peneliti
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai
observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).
4)
Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada
frekuensi tinggi
5)
Kebenaran dari hasil analisis penelitian
kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat di generealisasi.
6) Penelitian kuantitatif
menggunakan paradigma positivistik-ilmiah
Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara
obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3).
Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan,
perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik.
7) Penelitian kuantitatif
sering bertolak dari teori.
Sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan
teori (menerima atau menolak teori).
8) Penelitian kuantitatif
khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat.
Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y?
atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk
mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian eksperimen akan mengendalikan atau
mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan
berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui
teknik-teknik penelitian melainkan juga melalui analisis statistik.
9) Waktu pengumpulan dan
analisis data sudah dapat dipastikan
Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan
data, jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan data akan
dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang
dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah
dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan
penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat
ditentukan.
d. Jenis-Jenis Metode Penelitian Kuantitatif
menurut Para Ahli diantaranya
adalah:
1.
Metode Deskriptif
Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat
serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap,
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu
fenomena. Penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).
2.
Metode Komparatif
Metode Komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan
untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek
yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti.
Penelitian dilakukan secara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu
instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan
variable yang diteliti.
3.
Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di
teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
4.
Metode Survei
Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian
di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui
pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian
survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang
menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode
penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan
datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
5.
Metode Ex Post Facto
Metode Ex post Facto adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang meneliti
hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan
sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu
mengakibatkan variable tertentu.
6.
Metode True Experiment
Dikatakan true experiment (eksperimen yang
sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara
random.
7.
Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel
luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
8.
Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal
(single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap
subjek tunggal.
2.
Kualititatif
a. Sejarah Singkat Penelitian Kualititatif
Saat ini, penelitian kualitatif merupakan alternatif bentuk tradisional
dari penelitian kuantitatif. Namun, penggunaan sejarah dalam pendidikan adalah
lebih baru daripada penelitian kuantitatif. Ide-ide untuk penelitian kualitatif
berkembang di tahun 1800 dan awal 1900-an di bidang lain selain pendidikan.
Sebagai contoh, studi kualitatif masyarakat miskin di Inggris dan Eropa,
laporan antropologi tentang budaya asli, dan kerja lapangan dari sosiolog di
pusat kota Chicago dan dengan imigran, semuanya muncul dalam penelitian ilmu
sosial pada tahun 1930-an dan 1940-an (Bogdan & Biklen, 1998). Namun,
penggunaan sebenarnya penelitian kualitatif dalam pendidikan yang paling jelas
selama 30 tahun terakhir, dan kronologi peristiwa dalam sejarah singkat yaitu
tiga tema bentuk sejarah dalam pendidikan: gagasan filosofis, perkembangan
prosedural, dan praktek partisipatif dan advokasi. Studi saat ini biasanya
menunjukkan satu atau lebih dari tema.
- Pengertian
Kualitatif
Metode kualitatif dinamakan
sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik
karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga
sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni
(kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data
hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang temukan
dilapangan.
Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
pebelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
- Ciri-Ciri
Penelitian Kualitatif
Ada beberapa ciri penelitian
kualitatif, yaitu :
1.
Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian
kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian
utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan
mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat
kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh
pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya
tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
2.
Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian kualitatif
sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil
wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun
peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya dan tidak ditransformasikan
ke dalam bentuk angka. Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi
yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian
naratif. Hakikat pemaparan
data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu
fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang
ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan
makna yang terkandung dalam data.
3.
Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian
kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan
berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses
bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana
cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak
dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya
saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan,
prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di
mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan
terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentransformasi
data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh.
Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan
teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4.
Bersifat induktif
Penelitian kualitatif
sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori,
tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan,
mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat,
menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan
dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak
dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak
mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat.
Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan
dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif
yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.
5.
Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif
mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai
suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam
pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah
tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan
pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami
dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi.
Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat
diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan
kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru)
diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara
tepat.
d. Jenis
Penelitian Kualitatif
Ada beberapa jenis penelitian kualitatif.
Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis penelitian tersebut.
a)
Metode Etnografi
Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding
& Voegtle dalam bukunya Methods in Educational Research From Theory to
Practice, disebutkan bahwa etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos
dan graphos. Yang berarti tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan
Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi
adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan
yang terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu.
b)
Metode Fenomenologi
Istilah fenomenologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu phainomenon
(penampakkan diri) dan logos (akal). Ilmu tentang penampakan berarti
ilmu tentang apa yang menampakkan diri pada pengalaman subjek. Donny Gahrial
Adian dalam buku Pengantar Fenomenologi menyebutkan bahwa fenomenologis adalah sebuah studi
tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang tampak. Dengan kata lain
fenomenologi merupakan mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak.
c) Metode Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara
rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan
dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan
studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan rinci.
d) Metode Teori Dasar
Jujun S. Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan
menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
e) Metode Studi Kritis
Metode Studi kritis adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang
berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari
asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang bahwa
masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis
kelamin dan lain-lain. Peneliti feminis biasanya memusatkan perhatiannya pada
masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi
sosial dan kemasyarakatan.
f) Metode Analisis Konsep
Menurut Peter Salim dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:61) analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan
fakta yang tepat (asal-usul, sebab, penyebab, sebenarnya, dan sebagainya)”.
Sedangkan pengertian konsep menurut Woodruf adalah suatu gagasan/ide yang
relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk
subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap
objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi
terhadap objek/benda). Dari dua definisi tersebut kita dapat simpulkan bahwa
definisi metode analisis konsep
adalah penelitian yang memfokuskan kepada suatu konsep yang telah
ada sebelumnya, agar dapat di fahami, digambarkan, dijelaskan dan
implementasinya di lapangan.
g) Metode Analisis Sejarah
Metode analisis sejarah atau penelitian historis menurut Jack. R. Fraenkel
& Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul
Zuriah, 2005: 51 adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada
masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa
yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal
itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu
menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi
beberapa waktu lalu.
e.
Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif
dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar
penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat
konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris
dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena
metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori
yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan
kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke
sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang
membangunnya.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan
pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini:
·
Dari segi perspektifnya
penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti
bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep
sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah
ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan
ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan
tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.
Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan
persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita
rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan
pandangan informan.
·
Dari segi konsep atau
teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya,
melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari
penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau
asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran
sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian
kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori,
sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
·
Dari segi hipotesis,
penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori
relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan
hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di
tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang
lebih mendalam lagi.
·
Dari segi teknik
pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner,
sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
·
Dari segi permasalahan atau
tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui
tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar
satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif
menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di
balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
·
Dari segi teknik memperoleh
jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran
(besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh
dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah
ditentukan sebelum pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui
ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada
responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi
baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika
informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball),
sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para
informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau
informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
·
Dari segi alur pikir
penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni
dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan.
Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life
story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa
evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema,
konsep atau teori sebagai temuan.
·
Dari bentuk sajian data,
penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif
datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan
responden.
·
Dari segi definisi
operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian
kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel
(definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika
penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian
telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan
menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan
jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan
pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
·
(Dari segi) analisis data
penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan
perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan
sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur
atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai
terakhir memberi interpretasi.
·
Dari segi instrumen,
penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena
peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas
mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data
menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan
kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
·
Dari segi kesimpulan,
penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan
kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat
untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah
diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat,
mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah
atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian
kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan
atau analisis statistik.
f. Langkah-Langkah Metode Penelitian
Karena metode Penelitian ilmiah dilakukan secara sistematis dan
berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam
pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan
terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Perumusan
masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah.
Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau
pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di
lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat
kamu berada di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiranmu
mungkin timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara
terjadinya ombak?
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan
identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka
perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan
penelitian kita.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain
sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam
bentuk kalimat Tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya
singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang
akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Rumusan
masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara
pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan hipotesis
Ketika kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka
sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut
memang masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut
dapat digunakan untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya.
Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat
juga dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah
sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang
kita buat mungkin saja salah. Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah
percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat.
3. Perancangan penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan
dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun
penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang
memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan
sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya
penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo
pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan
kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian
tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan
pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga
harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang
kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi
hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang
akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan
bagian dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel bebas yaitu variabel
yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan
variabel lainnya (variabel terikat).
b. Variabel
terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas).
c. Variabel
control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami
perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan penelitian
Langkah langkah pelaksanaan penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian biasanya
diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan
teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan/pengambilan data
a) Data kualitatif merupakan data
yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti
indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah),
indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit). Contohnya adalah ketika
kita melakukan pengamatan buah mangga maka data kualitatif yang dapat kita
peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging buah, serta wangi
atau aroma buah.
b) Data
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan
diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
2. Pengolahan data
Setelah data-data yang diperlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang diperoleh
dapat ditulis atau dinyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan
diagram.
3. Menarik
kesimpulan
Setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita
dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian
atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan
dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari
hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan
yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi
penelitian.
5. Pelaporan penelitian
Sistematika
penyusunan laporan penelitian meliputi :
a. Pendahuluan,
bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan
berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis.
b. Telaah
kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi
tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Metode
penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode
penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan
data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil dan
pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk
grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan
dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadap
hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain,
yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,
data, tujuan, kegunaan tertentu.
Ø Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Ø Rasional
berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Ø Empiris
berarti cara-caar yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Ø Sistematis
artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Metode kuantitatif
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah cukup mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada
filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik.
Metode kualitatif dinamakan
sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik
karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga
sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni
(kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data
hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang temukan
dilapangan.
contohnya mana, udah panjak kagak ada contohnya sayangnya
BalasHapus
BalasHapusTerimakasih.. tulisannya sangat bermanfaat..
My blog
Mohon info pak. Judul buku Metode Penelitian yang ditulis "Yurugi" judulnya apa. Terima kasih atas informasinya,
BalasHapus