Senin, 11 Juni 2012

ini Ham Eunjung dicerita SAKURA berperan sebagai Han Yong Sun :-)
ini Lee Gikwang, yang berperan sebagai Lee Gikwang juga di cerita SAKURA
dialah yang menginspirasi outher untuk membuat cerita :-)

Jumat, 08 Juni 2012

Sakura


cerita ini belum sempet diedit... nanti setelah semua nya selesai, aku nyoba buat edit deh :)
i'm really busy now..
enjoy it,, read please.. :)

Sakura
Aku berlari menjauhi apartemenku, dengan sepotong roti dimulutku dan tas ransel yang belum sempat aku rapikan. Ditengah perjalanku menuju kampus, aku mencoba untuk memakai jaketku, lalu “JDUUG”
“aduduh.. maaf maaf..’” ucapku sembari merapikan buku-buku yang berserakan dihadapanku “aku tidak sengaja menabrakmu, sekali lagi maafkan aku, aku sedang terburu-buru jadi tak melihatmu, maaf”
“haah (menghela napas) sudahlah, tidak apa-apa, hanya saja kau sudah membuat pagiku yang indah ini rusak. Jika semua orang sepertimu, meminta maaf dengan mudah dengan berbagai alasan dari kesalahan yang kau lakukan, mungkin aku tak dapat hidup tenang.”
aku hanya dapat terdiam, orang ini mengingatkanku akan sosoknya, seseorang yang selama ini aku tunggu.
“eh, iya maaf.. aku benar-benar tidak sengaja, sekali lagi aku minta maaf” balasku merasa tak enak hati
“sudahlah, kau tak perlu terus-terusan minta maaf. Aku bosan mendengarnya. Jangan pikir karena kau memiliki wajah yang tampan dunia ini dapat mentolelir semua kesalahanmu. Cepat sana pergi, kamu tadi bilang bahwa kamu sedang terburu-buru” balasnya lagi masih dengan nada ketus dan seolah kata-katanya dapat memuntahkanku dari dunia ini. Sebenarnya dia memujiku atau menghinaku? Argh, terserahlah yang jelas aku sudah terlambat di kelas fotografiku.
aku pun mulai berlari lagi menjauhinya, saat aku berbalik mencoba untuk melihatnya, ternyata perempuan berkacamata yang tadi aku tabrak sedang melihat kearahku juga, aku mencoba untuk tersenyum padanya, kau tau apa balasannya? Dia membuang muka dengan wajah yang tak dapat ku artikan. “sudahlah, anggap saja pagi ini pagi yang kurang beruntung karena aku harus bertemu dengan seseorang yang mirip dengannya” batinku


“lihat lelaki yang disana, dia begitu terlihat sempurna dimataku”
“kau benar, bahkan aku menjamin. Tidak akan ada yang dapat menolak cintanya”

Mereka mengatakan hal tersebut sambil berbisik dan memandangiku dari jarak yang cukup jauh. Meski begitu, aku dapat dengan mudah mendengarnya karena ini adalah perpustakaan. Hela’an napas saja dapat begitu mudahnya terdengar apalagi dua orang wanita yang sedang bergosip.
“apa kata mereka, tidak ada yang dapat menolak cintaku? Hah..(menghela napas) jika saja itu benar, tidak mungkin aku terdampar di negara ini.” Batinku sambil tersenyum kecut.


Setelah mengoceh panjang lebar, rasanya begitu tak sopan jika kalian belum tahu siapa aku. Perkenalkan, namaku adalah Lee gi kwang. Aku lahir di Korea Selatan tanggal 30 Maret. Aku adalah warga asli Korea Selatan. Ya, korea selatan, negara yang sekarang  menjadi perbincangan karena boyband dan girlband-nya sedang mendunia. Meski begitu, aku bukanlah termasuk salah satu dari anggota boyband mana pun di Korea Selatan. Bukan, bukan karena aku tak mampu. Wajahku cukup tampan, badanku pun cukup bagus untuk ukuran boyband, tapi sekarang aku sedang berada di Tokyo, tepatnya disalah satu Universitas ternama di Jepang. Alasanku kesini sebenarnya bukan untuk menuntut ilmu, ada alasan lain yang menurutku itu adalah alasan yang begitu bodoh. Aku sengaja pergi ke jepang dan mengabaikan semua impianku untuk mengejar seorang wanita yang aku suka, terdengar begitu bodoh bukan? Sebenarnya aku dapat saja dengan mudah mencari wanita lain yang  ingin bersamaku, hanya saja akal ini tidak dapat berpikir jernih. Mungkin dalam pikiranmu, wanita yang begitu aku suka sampai aku rela mengejarnya ke jepang adalah seorang wanita yang sangat istemewa. Tapi percayalah padaku, dia adalah wanita yang biasa saja dan begitu terlihat sederhana dari luar. Ditambah ia tidak suka memakai make up dan cenderung tomboy. Apa yang kulihat darinya? Kau akan tau setelah kau mengenalnya. Mungkin cukup perkenalan dariku, aku tidak mau terus-menerus mengoceh tentang wanita itu, hal tersebut hanya akan membuat aku merasa tak berguna didunia ini.


“seperti biasa, kau selalu saja menjadi perbincangan dimana pun kau berada” kata Shin sambil menyenggol lenganku bersamaan dengan beranjaknya kami dari perpustakaan
“kau terlalu berlebihan Shin” jawabku pendek dengan senyuman yang memamerkan deretan rapi gigiku.
seseorang disampingku adalah salah satu sahabatku yang dapat berbahasa korea, sehingga membantuku dalam pergaulan di negara ini. Namanya adalah Shin Kurose, aku memanggilnya Shin karena akan terdengar lebih akrab. Dialah yang mau menolongku untuk mencari wanita yang aku suka, meski pada akhirnya aku hanya dapat menelan kepahitan kerena wanita itu telah pindah ke Amerika.
“apakah sudah ada kabar dari Sang Ri’ssi?”
pertanyaannya membuyarkan lamunanku “ah, belum” jawabku dengan nada yang cukup kecewa diiringi hela’an napas yang cukup panjang.
Han Sang Ri itulah nama wanita yang telah membuatku berada disini.
“sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, suatu saat nanti dia pasti akan kembali ke jepang” terlihat senyum yang penuh keyakinan di wajah Shin “percayalah pada sahabatmu ini” jawabnya semakin meyakinkan seolah dapat membaca keraguan yang ada dalam diriku. aku hanya dapat mengangguk pelan dan tersenyum.
“aku lapar, bisakah kita pergi makan dulu Shin? Tadi pagi aku hanya memakan sepotong roti.” Ucapku mengalihkan pembicaraan
“baiklah, ayo kita pergi ke kantin kampus” jawab Shin pengertian.

Sesampainya dikantin, aku langsung duduk dan memesan mie untuk makan siangku kali ini, Shin duduk disampingku.
“itu dia lelaki yang kemarin aku ceritakan padamu” ucap seorang wanita yang duduk tepat dibelakang kami.
“mana?” tanya wanita yang berada disebelahnya
“itu yang pake jaket, yang pas didepan kita” wanita tersebut berkata sambil menunjuk kearah kami.
“oh... iya tampan ya, badannya juga bagus” wanita disebelahnya berkomentar sambil memandangiku dari atas ke bawah
“aku tidak bohongkan? Dia memang benar-benar tampan, tapi siapa sangka lelaki setampan itu belum memiliki kekasih”
“yang benar? Kalo seperti itu aku mau daftar untuk jadi calon kekasihnya” wanita yang berada disebelahnya mengatakan hal tersebut dengan cukup antusias
“hei, aku juga mau..”

“benarkan yang aku katakan, dimana pun kau berada selalu menjadi perbincangan orang-orang” Shin mengatakannya sambil mengenggol lenganku, aku hanya tersenyum menanggapinya. ‘bagaimana aku bisa mendapatkan kekasih, jika separuh hatiku dibawa pergi olehnya’ lamunanku terhenti dengan datangnya mie yang telah ku pesan. Disaat aku dan Shin sedang memakan makanan yang telah kami pesan tiba-tiba saja seseorang mengangetkan kami dengan menepuk pundak kami berdua.
“hei, lagi pada makan apa?” tanya seseorang tersebut yang otomatis membuat kami sedikit tersedak karena kaget
Yuki.. kamu bikin kaget aja” bentak Shin sambil batuk-batuk sedikit tersedak karena sedang memakan mie..
“maaf” jawab Yuki dengan menunjukan ekspresi sedikit menyesal
“ada apa?” tanya Shin
“ga apa-apa kok” jawab Yuki sambil tersenyum “eh, hari minggu nanti kita pergi ke acara festival budaya yuk?” ajak Yuki dengan semangat.
“bolehkah aku ikut?” tanyaku hati-hati karena mungkin saja ajakan itu ditujukan untuk kencannya dengan Shin, karena mereka berpacaran
“loh, tentu saja kau harus ikut, aku kan mengajakmu juga” jawab Yuki dengan menepuk pundak Gikwang sambil tersenyum
“oke, kalo begitu nanti kita janjian di depan toko buku dekat stasiun ya?” ajak Shin
“oke” jawab Yuki diiringi anggukan kepala oleh Gikwang


“Maaf aku terlambat” jawabku sesampainya didepan mereka berdua
“yah, memang biasanya juga begitukan, hahaha..” jawab Shin sambil terus tertawa
“sudah, ayo cepat kita pergi” ajak Yuki
Kami pergi kesana menggunakan kereta, meski jaraknya tidak begitu jauh, transportasi yang biasa kami gunakan adalah kereta. Setibanya didalam kereta, aku dan Shin berdiri sedangkan Yuki duduk menghadap Shin. tak lama kemudian terdengar bisik-bisik beberapa wanita yng membicaraku, seperti biasa memang benar apa yang diucapkan Shin dimana pun aku berada, aku selalu menjadi perbincangan orang-orang. Aku pun kembali mengenang masalaluku, dulu jika ada beberapa wanita yang membicarakanku, aku langsung memberikan senyum kepada mereka dan mengobrol mungkin itu juga salah satu sebabnya wanita yang aku suka pergi meninggalkanku, haaaahh (menghela napas) aku merasa benar-benar menyedihkan, betapa sombongnya aku dulu, selalu merasa senang dan bangga saat wanita-wanita disekitarku membicarakanku dan dengan mudahnya aku mau diajak kencan oleh mereka, ditengah lamunanku tiba-tiba saja seorang nenek yang duduk didepanku mengatakan sesuatu yang membuat lamunanku berhenti.
“anak muda, kau begitu tampan, wajar saja kau diperbincangkan oleh beberapa wanita-wanita disana” kata nenek tersebut seolah dapat membaca pikiranku, aku hanya tersenyum menanggapinya. “apakah kau warga asli Jepang?” tanya nenek yang tadi sambil terus menatapku “oh, tidak nek, aku berasal dari Korea Selatan” jawabku seperlunya. “ah, dulu cucuku sempat tinggal di Korea untuk beberapa waktu yang cukup lama, tapi satu tahun yang lalu ia pulang ke Jepang untuk menemaniku yang sedang sakit-sakitan, dia juga pernah bercerita mengenai seorang pria yang ia suka, ia mengatakan bahwa pria itu benar-benar tampan dan baik. Aku pikir mungkin pria itu sepertimu” nenek mengatakan hal tersebut sambil tersenyum dan memandangiku, aku hanya membalas senyumannya dan sedikit bertanya, “lalu sekarang dimana cucu nenek? Apa masih menemani nenek?” “tidak, sekarang dia berada di Amerika, karena nenek juga sudah sembuh” jawab nenek masih dengan senyumannya, ‘oh.. sekarang di Amerika, eh, Amerika? Tunggu, jangan-jangan...’
“nek......” saat kalimat dari mulutku belum sempurna keluar, tiba-tiba saja Shin menarik lenganku “ayo turun, kita sudah sampai” kata Shin. “hati-hati ya nek, aku turun duluan” akhirnya kalimat itulah yang dapat terucap dari mulutku ini, nenek menjawabnya dengan senyum dan sedikit anggukan kepala.
Difestival budaya, aku tidak dapat sepenuhnya menikmati, karena pikiranku terbagi. Saat aku sedang memikirkan hal yang terjadi dikereta dengan nenek, tanpa sengaja aku pun menabrak seseorang.
“maaf.. maaf..” kataku sambil membantunya untuk berdiri, saat kulihat wajahnya “loh, kamu? Eh.. maksudku apa kamu baik-baik saja?” tanyaku sedikit terbata. “apa kamu memiliki hobi menabrak orang setiap harinya?” jawabnya masih seperti waktu itu dengan nada ketus. Shin dan Yuki yang menyadari bahwa aku tidak mengekor dibelakang mereka akhirnya berbalik dan mendaptiku sedang berbicara dengan wanita berkacamata ini, ya, wanita berkacamata yang dulu pernah ku tabrak juga saat sedang terburu-buru berangkat kekampus. “Gikwang, kenapa? Ada apa?” tanya Yuki dengan nada sedikit khawatir. “tidak apa-apa, aku hanya tidak sengaja menabraknya” jawabku sambil mencoba membantu wanita berkacamata itu untuk berdiri.
“loh, Yong Sun?”
Yuki?”
“kalian saling kenal?” tanyaku
“iya, dia itu Han Yong Sun teman SMA ku” jelas Yuki
“oh......” balasku ‘jadi namanya Han Yong Sun’ batinku.
“apa kabar Yong Sun? Oh iya, bagaimana dengan sepupumu yang tinggal di Korea itu?” tanya Yuki memulai percakapan Yong Sun
“satu tahun yang lalu dia pulang ke Jepang untuk merawat nenek kami, tapi sekarang dia tinggal di Amerika bersama ayahnya” jawab Yong Sun dengan ekspresi yang tak dapat aku artikan
“dia tidak jadi debut sebagai artis?” tanya Yuki lagi, sedang kan aku dan Shin hanya menonton mereka berdua
“iya, sebenarnya selain karena harus merawat nenek, ada seseorang juga membuatnya tidak mengejar impiannya” jawab Yong Sun yang sekarang menatapku ‘loh, tunggu, Han Yong Sun? Korea? Debut? Amerika?’
“apa sepupumu bernama Han Sang Ri?” tanyaku penuh antusias
“iya, namanya Han Sang Ri wanita yang dulu pernah kau sakiti!” tegasnya
“aku? Menyakitinya?” tanyaku
“iya... apa kau sudah lupa karena terlalu banyak wanita yang mengelilingi hidupmu?” tanya Yong Sun dengan nada mengejek
“maksudnya apa? Aku tidak mengerti? Siapa yang menyakitinya?” tanyaku semakin heran
“lebih baik kita mengobrol di cafe saja” usul Yuki
“iya, jangan sambil berdiri begini, selain menghalangi orang berlalu lalang, kita juga bisa menjadi tontonan gratis mereka” ucap Shin yang membuatku melihat sekeliling
“baiklah, jika temanmu pun tidak keberatan karena kita akan sedikit mengganggu waktunya” kataku sambil terus menatapnya dengan menunjukan wajah heran
“bagaimana Yong Sun, apa kau bersedia pergi bersama kami?” tanya Yuki
“baiklah, lagi pula aku sendirian” jawab Yong Sun
“kalo begitu, ayo kita pergi” ajak Shin


Aku masih tetap terduduk ditepi kasurku, kembali teringat oleh kata-kata Yong Sun di cafe tadi.

(obrolan saat di cafe)
“sebenarnya, alasan Sang Ri meninggalkan korea adalah kamu” ucap Yong Sun tegas menatapku
“apa? Aku?” tanyaku heran
“iya, kau tidak sadar? Sifatmu itu membuatnya tersakiti. Kau tau? Dari awal bertemu denganmu, Sang Ri sudah menyukaimu, ternyata kau pun selalu baik padanya, sehingga membuat dia semakin berharap. Tapi ternyata, sikapmu semakin lama semakin berubah. Saat kalian mulai trainee, dia mulai menyadari perubahan sikapmu, kau tak hanya baik padanya, tapi hampir seluruh wanita yang ada disana kau perlakukan sama, apalagi jika mereka mulai memujimu, kau pun langsung menggoda wanita-wanita itu, dan akhirnya kau mulai melupakan sosoknya, dia yang selalu baik padamu, dia yang selalu membuatkan makan siang untukmu, memberikanmu air dan handuk setelah latihan, merapikan pakaianmu, dia merasa semakin lama semakin tak berarti, dan mulai menunjukan sikap acuh padamu yang membuat kalian mudah bertengkar”
“apa benar dulu kau seperti itu?” tanya Shin sambil terus menatapku dan aku hanya menganggukan kepala
“itulah alasanku pergi ke Jepang, mencarinya untuk meminta maaf” ucapku dengan nada menyesal
“percuma kau mencarinya disini, dia sudah pergi” Yong Sun mengatakannya seolah semua yang kulakukan itu sia-sia
“iya, aku tau itu, dia pindah ke Amerika. Apa kau tau tempat tinggalnya di Amerika?” tanyaku cukup antusias dengan mata berbinar menatap kearah Yong Sun
“tidak, aku tidak tau, yang membawanya kesana adalah ayahnya, orang tuanya bercerai, saat ibu dan ayahnya bertemu yang terjadi hanyalah pertengkaran. Dan itulah yang membuat dia selalu mencoba untuk bunuh diri meski tidak pernah sampai terjadi karena selalu saja ada yang menyelamatkannya.”
“apa? Bunuh diri?” tanyaku tak percaya
“iya, dan pada saat dia mencoba untuk lompat dari atap gedung, dia melihat seorang pria yang sedang menolong seorang nenek”
“dan lelaki itu adalah Gikwang?” tanya Yuki
“iya, awalnya dia tidak terlalu memperdulikannya, akan tetapi setelah melakukan kebaikan satu dia melakukan kebaikan lainnya, dia menolong anjing yang tak sengaja terjepit, lalu memberinya makan, Sang Ri pun mulai berpikir, apa mungkin akan ada seseorang yang tulus menolongnya? Akhirnya dia memutuskan untuk mengikutimu, dan dia melihatmu sedang berlatih dance dengan semangat, yang terlihat dimatanya kau begitu bersinar bagai bintang yang menyinari gelapnya kehidupannya” jelas Yong Sun
“dan itu yang membuatnya tidak mencoba untuk bunuh diri lagi” terka Shin
“berarti Sang Ri benar-benar menyayangi Gikwang, saat dia bertemu dengan Gikwang dia merasa hidup kembali” lanjut Yuki
“hebat, kau telah menyelamatkan satu orang yang berada diambang keputus asaan” ucap Shin
“apa kau tau kapan dia akan kembali ke Jepang?” tanyaku
“entahlah, aku tidak tau pasti, mungkin dia kembali dan mungkin juga di tidak kembali”

‘sejahat itukah aku dulu? Aku masih tidak percaya, alasan utama dia meninggalkan Korea adalah karena aku? Bodohnya aku yang telah menyakitinya. Aku begitu tak menyadari perasaan tulusnya yang menyayangiku’ semakin aku memikirkan tentang hal itu, semakin aku merasa tak berguna
Aku pun mulai berjalan dan berdiri didepan jendela kamarku
Han Sang Ri, Mianheyo, jeongmal mianheyoo” (maaf, aku benar-benar minta maaf)


Dua tahun telah berlalu, aku masih tetap menunggunya di negri sakura ini. Hari tepat musim semi, aku masih ingat dua tahun lalu aku yang tak begitu lancar berbahasa Jepang bertemu dengan Shin.
Sang Ri’ah lihat, aku masih setia disini menunggumu, aku akan menunggumu disini sampai aku dapat bertemu denganmu dan meminta maaf” batinku, sambil tersenyum dan melihat bunga sakura yang mulai bermekaran dengan indah.
Banyak orang yang duduk dibawah pohon sakura, yang disebut dengan Hanami yaitu seperti pesta kecil dibawah pohon sakura dan dilakukan oleh siapa saja. Disaat aku sedang menikmati hal tersebut, tiba-tiba aku dikagetkan oleh sosok seseorang yang mirip dengannya.
Sang Ri’ah?” bisikku
Aku pun mulai berlari menghampirinya, dia sedang berdiri dibawah pohon sakura yang sedang bermekaran dan sangat indah. Aku pun menepuk pelan pundaknya dari belakang “Han Sang Ri?” ucapku, dia pun berbalik “Lee Gi Kwang?” ucapnya tampak kaget, aku pun hanya tersenyum dan entah apa yang sedang merasukiku tiba-tiba saja aku memeluknya, memeluknya dengan erat, “maafkan aku Sang Ri’ah aku dulu memang bodoh” ucapku, dia hanya menjawab dengan anggukan kepala dan membalas pelukanku yang membuatku tidak ingin melepaskannya, “tolong, jangan tinggalkan aku lagi” pintaku diiringi dengan melepaskan pelukan, aku pun kembali menatap wajahnya “kau masih sama, tidak suka memakai make up” ledekku, “dan kau ternyata masih tetap menjengkelkan seperti dulu” ucapnya, terlihat wajah kesalnya dia pun mundur beberapa langkah menjauhiku, aku pun maju mendekatinya memegang kedua pundaknya “tapi wajahmu yang selalu menghiasi mimpi indahku” ucapku padanya lalu mengecup keningnya.
‘sakura inilah saksi kita, bagaimana perjuangan cintaku sampai akhirnya aku menemukanmu’