Pengertian Post Modernisme
Macam-macam
pengertian tentang postmodernisme :
1.Menurut
Wikipedia :
Postmodernisme adalah
faham yang berkembang setelah era modern dengan modernisme-nya. Postmodernisme
bukanlah faham tunggal sebuat teori, namun justru menghargai teori-teori yang
bertebaran dan sulit dicari titik temu yang tunggal. Banyak tokoh-tokoh yang
memberikan arti postmodernisme sebagai kelanjutan dari modernisme. Namun
kelanjutan itu menjadi sangat beragam. Bagi Lyotard dan Geldner, modernisme adalah
pemutusan secara total dari modernisme. Bagi Derrida, Foucault dan Baudrillard,
bentuk radikal dari kemodernan yang akhirnya bunuh diri karena sulit
menyeragamkan teori-teori.
Bagi David Graffin, Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek dari moderinisme.
Lalu bagi Giddens, itu adalah bentuk modernisme yang sudah sadar diri dan
menjadi bijak. Yang terakhir, bagi Habermas, merupakan satu tahap dari
modernisme yang belum selesai.
Berdasarkan asau usul kata, Post-modern-isme, berasal dari bahasa Inggris yang
artinya faham (isme), yang berkembang setelah (post) modern. Istilah ini muncul
pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk
menunjukkan reaksi dari moderninsme. Kemudian pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee
dalam bukunya Study of History pada tahun 1947. Setelah itu berkembanga dalam
bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas modernisme pada bidang-bidangnya
sendiri-sendiri.
Postmodernisme dibedakan dengan postmodernitas, jika postmodernisme lebih
menunjuk pada konsep berpikir. Sedangkan postmodernitas lebih menunjuk pada
situasi dan tata sosial sosial produk teknologi informasi, globalisasi,
fragmentasi gaya
hidup, konsumerisme yang berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik,
usangnya negara dan bangsa serta penggalian kembali inspirasi-inspirasi
tradisi. Hal ini secara singkat sebenarnya ingin menghargai faktor lain
(tradisi, spiritualitas) yang dihilangkan oleh rasionalisme, strukturalisme dan
sekularisme.
Setidaknya kita melihat dalam bidang kebudayaan yang diajukan Frederic Jameson,
bahwa postmodernisme bukan kritik satu bidang saja, namun semua bidang yang
termasuk dalam budaya. Ciri pemikiran di era postmodern ini adalah pluralitas
berpikir dihargai, setiap orang boleh berbicara dengan bebas sesuai pemikirannya.
Postmodernisme menolak arogansi dari setiap teori, sebab setiap teori punya
tolak pikir masing-masing dan hal itu berguna.
2.Menurut
Sudut Pandang/Perspektif Sosiologi dan Antropologi :
Menurut Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan Postmodern
secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama,
postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya
memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu
yang diasosiasikan dengan modernitas.Yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban
Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa,
kehidupan dalam jalur cepat. Namun mereka meragukan prioritas-prioritas modern
seperti karier, jabatan, tanggung jawab personal, birokrasi, demokrasi liberal,
toleransi, humanisme, egalitarianisme, penelitian objektif, kriteria evaluasi,
prosedur netral, peraturan impersonal dan rasionalitas
Kedua, teoritisi postmodern cenderung menolak apa
yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view), metanarasi,
totalitas, dan sebagainya. Seperti Baudrillard (1990:72) yang memahami gerakan
atau impulsi yang besar, dengan kekuatan positif, efektif dan atraktif mereka
(modernis) telah sirna. Postmodernis biasanya mengisi kehidupan dengan
penjelasan yang sangat terbatas atau sama sekali tidak ada penjelasan. Namun,
hal ini menunjukkan bahwa selalu ada celah antara perkataan postmodernis dan
apa yang mereka terapkan. Sebagaimana yang akan kita lihat, setidaknya beberapa
postmodernis menciptakan narasi besar sendiri.
Banyak postmodernis merupakan pembentuk teoritis
Marxian, dan akibatnya mereka selalu berusaha mengambil jarak dari narasi besar
yang menyifatkan posisi tersebut. Ketiga, pemikir postmodern cenderung
menggembor-gemborkan fenomena besar pramodern seperti emosi, perasaan, intuisi,
refleksi, spekulasi, pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan, metafisika,
tradisi, kosmologi, magis, mitos, sentimen keagamaan, dan pengalaman mistik.
Seperti yang terlihat, dalam hal ini Jean Baudrillard (1988) benar, terutama
pemikirannya tentang pertukaran simbolis (symbolic exchange).
Keempat, teoritisi postmodern menolak kecenderungan
modern yang meletakkan batas-batas antara hal-hal tertentu seperti disiplin
akademis, budaya dan kehidupan, fiksi dan teori, image dan realitas. Kajian
sebagian besar pemikir postmodern cenderung mengembangkan satu atau lebih batas
tersebut dan menyarankan bahwa yang lain mungkin melakukan hal yang sama.
Contohnya Baudrillard (1988) menguraikan teori sosial dalam bentuk fiksi, fiksi
sains, puisi dan sebagainya. Kelima, banyak postmodernis menolak gaya diskursus akademis
modern yang teliti dan bernalar (Nuyen, 1992:6). Tujuan pengarang postmodern
acapkali mengejutkan dan mengagetkan pembaca alih-alih membantu pembaca dengan
suatu logika dan alasan argumentatif. Hal itu juga cenderung lebih literal
daripada gaya
akademis.
3.Menurut
Lyotard :
Mendefinisikan postmodern sebagai ketidakpercayaan pada narasi besar
modernisme.Terdapat dua narasi besar yang cukup berpengaruh dan dipakai untuk
melegitimasi ilmu pengetahuan.
4.Menurut Antoni Giddens :
Postmodernisme adalah sebuah estetika, sastra,
politik atau filsafat sosial, yang merupakan dasar dari upaya untuk
menggambarkan suatu kondisi, atau suatu keadaan, atau sesuatu yang berkaitan
dengan perubahan pada lembaga-lembaga dan kondisi-kondisi sebagai
postmodernita. postmodernisme adalah "fenomena budaya dan
intelektual".
5.Menurut Josh McDowell & Bob Hostetler :
Menawarkan definisi berikut postmodernisme:
"Suatu pandangan dunia yang ditandai dengan keyakinan bahwa tidak ada
kebenaran dalam pengertian objektif tetapi diciptakan bukan ditemukan.".
Kebenaran adalah "yang diciptakan oleh budaya spesifik dan hanya ada di
budaya"
6.Menurut Tony Cliff :
Postmodernisme The theory of rejecting theories atau
teori menolak/membantah teori Lin.
7.Menurut Al Gore :
It's the combination of
narcissism and nihilism that really defines
postmodernism," (Kombinasi dari narsisme dan nihilismelah yang memberikan
arti pada postmodernisme)
8.Menurut Marvin Harris :
Postmodernisme merupakan gerakan intelektual yang (sedikit)
bertentangan dengan modernisme. Istilah ini lebih menitikberatkan pemahaman
budaya dalam konteks khusus. Postmodernisme juga tidak memiliki paradigma penelitian
yang lebih istimewa.
9.Menurut Michael Foucault :
Postmodernisme akan menghubungkan antara ilmu dan
alasan. IImu akan mencari “best answer”. Namun, jawaban yang hadir dalam
pandangan post modernisme akan menolak generalisasi. Kebenaran, lebih mengandal
kan pada
kemampuan fiksi persuasif, relativitas, lokal, plural, tak menentu, dan
penafsiran.
10.Menurut Habermas :
Postmodernisme itu sebagai langkah “counter culture”, artinya kebudayaan elit atau kebudayaan massa pada masa modernisme
justru dihancurkan.
11.Menurut Pauline Rosenau :
Mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang
berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas
masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung
mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas
12.Pemikiran Eagleton :
Bahwa postmodernisme memang mengambil ide dari modernisme dan
avant-garde, dan kemudian diramu yang lebih masak dengan disiplin lain. Dari
modernisme, postmodernisme mencoba mewarisi tentang kritik yang mengambil
jarak, sedangkan dari avant-garde, postmoder nisme ingin mencoba memecahkan
masalah kehidupan sosial budaya, menolak tradisi, dan sebagai oposisi “high”
culture
sumber referensi silahkan kunjungi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Postmodernisme
http://proilmu.blogspot.com/2011/11/pengertian-postmodernisme.html
http://postmodernis.blogspot.com/2012/01/pengertian-post-modernisme.html